Jumat, 11 November 2011

PT.Telekomunikasi indonesia,Tbk




PENDAHULUAN






A. Latar Belakang


Organisasi merupakan kumpulan manusia yang tumbuh, berkembang, berubah, bergabung dan membagi untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan. Artinya suatu organisasi ingin mendapatkan tujuan tertentu dengan cara mengerjakan segala sesuatu secara bersam-sama. Secara teoritis organisasi terdiri dari 3 bagian, yaitu perilaku, struktur dan proses.


Perilaku organisasi yaitu penelahaan tentang individu dan kelompok dalam lingkungan organisasi. Struktur organisasi adalah suatu cetak biru organisasi yang menunjukkan bagaimana manusia dan pekerjaandikelompokkan bersama. Sedangkan proses adalah aktivitas yang memberikan nafas kehidupan bagi struktur organisasi. (Gibson et al.1985)


Memasuki dunia bisnis dan menjalankan suatu usaha membutuhkan kemampuan dalam mengatur segala aspek yang terkait dengan bisnis yang akan dijalankan agar tujuan yang dinginkan dapat terwujud. Dalam hal ini adalah keinginan untuk meraih keberhasilan yanng disertai dengan besarnya keuntungan yang diperoleh.Namun, saat ini menjalankan bisnis merupakan suatu hal yang tidak mudah untuk dilakukan, mengingat tingginya tingkat persaingan yang ditandai dengan semakin banyaknya pelaku bisnis, walaupun bidang bisnis itu sendiri juga semakin meluas. Berbagai upaya dan strategi yang dilakukan oleh pelaku bisnis( perusahaan) agar mampu bertahan dalam dunia bisnis bahkan berupaya agar menjadi perusahaan dengan penguasaan terbesar.


Knowledge atau pengetahuan merupakan aset yang tak ternilai yang dimiliki oleh setiap individu. Pengetahuan yang dimiliki setiap individu pun berbeda-beda tergantung dari banyaknya informasi yang dimiliki individu tersebut. Pencapaian strategi bisnis suatu perusahan bisa berhasil jika terjadi pertukaran pengetahuan yang dilakukan dalam organisasi sehingga dengan bertambahnya pengetahuan diantara karyawan dalam suatu perusahaan kinerja karyawan dalam melakukan pekerjaannya berjalan dengan baik. Pertukaran pengetahuan ini akan berjalan dengan baik jika dikelola melalui knowledge management.


PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. PT telkom merupakan BUMN yang berhasil menerapkan knowledge management di dalam organisasinya. Hal ini terbukti dari beberapa penghargaan yang diperoleh PT Telkom atas keberhasilannya dalam mengelola knowledge management. PT telkom menerapkan knwoledge management dimulai tahun 2003 sehingga PT Telkom mampu melakukan inovasi-inovasi baru.










B.MASALAH


Di era globalisasi seperti sekarang ini, orientasi dari sebuah usaha adalah


mencari keuntungan semata (profit-oriented). Prinsip dasar yang kemudian diterima


secara luas dalam dunia usaha adalah business is business. Dengan berpegang pada


prinsip ini, sebuah perusahaan bisa menghalalkan segala macam cara untuk bisa


meraih keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Sehingga seringkali terjadi gesekangesekan kepentingan baik di dalam internal perusahaan sendiri ataupun antara


perusahaan dengan pihak eksternal.


Namun, saat ini perusahaan tidak hanya dituntut untuk mencari keuntungan


semata dan menghalalkan segala macam cara untuk meraihnya, tetapi juga harus


memperhatikan tanggung jawab sosial dimasyarakat yang berguna untuk menjaga



kelangsungan perusahaan itu sendiri. Untuk itu, sudah hampir beberapa tahun


belakangan ini sering kali kita dengar istilah Corporate Social Responsibility atau


yang bisasa disingkat dengan CSR.


Pentingnya program CSR ini dilaksanakan di dunia usaha, mendorong PT.


Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk melaksanakan program CSR yang sangat


bermanfaat bagi masyarakat sekaligus memberikan manfaat tersendiri bagi


Universitas Sumatera Utaraperusahaan. Seperti hasil penelitian dari Novalina tahun 2009 tentang Implementasi


Program Corporate Social Responsibility dan Citra Perusahaan dimana terbukti


bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara implementasi program Corporate


Social Responsibility dan citra positif perusahaan dimasyarakat. Ini terbukti bahwa


CSR tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat tetapi bagi perusahaan itu sendiri.


Selain manfaat diatas tujuan dari CSR adalah untuk pemberdayaan


masyarakat. Pemberdayaan bertujuan untuk mengkreasikan masyarakat mandiri. Ini


sangat disadari benar oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk yang melakukan


kegiatan CSR agar masyarakat berdaya dan menjadi mandiri dengan beberapa


program atau agenda kegiatan yang dilakukan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk


seperti: Telkom Peduli dimana ini merupakan suatu kemasan dari program CSR


(Corporate Sosial Responsibility) Telkom untuk peduli kepada warga masyarakat.


Termasuklah, bagaimana Telkom ingin mengembangkan sebuah kawasan yang


sebelumnya tidak begitu tersentuh, khususnya perkembangan ICT (Information and


Communication Technology) menjadi sebuah kawasan yang memiliki infrastruktur


ICT. Melalui pendekatan Tripple Bottom Line, Telkom mendirikan Pusat Informasi


Masyarakat dengan menyebar titik-titik akses (access points) semacam RT/RW-net


dengan mendirikan Kampung Digital sebagai pusat penyaluran koneksi internet


SPEEDY yang kemudian disalurkan ke Pusat Informasi Masyarakat (PIM),


membantu pembangunan drainase, renovasi mesjid dan menanam 1.000 pohon


mangga di Desa Sampali.


Universitas Sumatera UtaraDesa Sampali ini merupakan salah satu tempat yang dituju perusahaan ini


untuk mengimplementasikan program CSR mereka agar desa ini menjadi desa yang


berdaya dan mandiri. Desa Sampali ini juga merupakan wilayah yang termasuk


kedalam Wilayah Peri-Urban dimana karakteristik daerah urban dan pedesaan


bertemu.


Menyadari akan Wilayah Peri-Urban ini mempunyai peranan penting bagi


peri kehidupan penduduk desa maupun kota di masa yang akan datang dan turut


menentukan peri kehidupan kekotaan karena segala bentuk perkembangan fisikal


baru akan terjadi di wilayah ini. Sehingga tatanan kehidupan kekotaan pada masa


yang akan datang sangat ditentukan oleh bentuk, proses, dan dampak perkembangan


yang terjadi di Wilayah Peri-Urban tersebut maka perusahaan ini membantu


membangun wilayah ini dengan menerapkan program CSR mereka sebagai bentuk


tanggung jawab sosial mereka.


Berdasarkan hal yang dikemukakan diatas maka peneliti tertarik untuk


mengangkat masalah tentang CSR (Corporate Social Responsibility) PT.


Telekomunikasi Indonesia Tbk yang bertempat di Desa Sampali Kecamatan Percut


Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara agar mengetahui


seberapa besar dampak CSR perusahaan itu terhadap masyarakat.



Universitas Sumatera Utara1.2. Perumusan Masalah


Adapun perumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah :


”Bagaimana dampak program CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Telkom


Tbk. terhadap akses mata pencaharian masyarakat di Desa Sampali Kecamatan


Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara ?”










C.LANDASAN TEORI


1 Profil TELKOM Indonesia


Profil dari perusahaan yang dibahas adalah PT. Telkom. Profil perusahaan meliputi


sejarah pengembangan, visi dan misi, logo perusahaan, badan hukum, struktur organisasi, serta


tugas dan fungsi dari P.T Telkom.


2 Sejarah TELKOM Indonesia


a. Era kolonial


Pada Tanggal 16 Oktober 1884, diresmikan penggunaan tiga daerah pertama oleh


Pemerintah Hindia Belanda menerbitkan Keputusan Nomor 5 tanggal 31 Juli 1881 yang


memberi konsesi kepada sebuah perusahaan swasta Belanda untuk menyelenggarakan jasa


telepon di Gambir, Batavia, Tanjungpriok, Semarang dan Surabaya. Tanggal 20 September 1906


dapat dicatat sebagai lahirnya PPT (Pos, Telegram, dan Telepon) dalam sistem administrasi


pemerintah yang pertama di Indonesia. PPT sejak saat itu berkembang pesat. Khusus mengenai


telepon dalam lingkup PTT, terjadi berbagai perubahan dan kemajuan berarti. Perubahan dan


kemajuan itu seperti dibukanya sendiri oleh pemerintah layanan telepon di luar Jawa, yaitu di


Jambi dan Palembang. Sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober 1856, dimulai pengoperasian


layanan jasa telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta (Batavia) dengan


Bogor (Buitenzorg). Pada tahun 2009 momen bersejarah tersebut dijadikan sebagai patokan hari


lahir Telkom.


b. Perusahaan Negara


Dalam konferensi di Bandung (Maret 1956) tercetus ide untuk mengubah status Jawatan


PPT. menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun


1965, PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan


Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).


c. Perumtel


Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya menjadi Perusahaan Umum


Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun


internasional. Tahun 1980 seluruh saham PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Indosat) 5


diambil alih oleh pemerintah RI menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk


menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989,


ditetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi, yang juga mengatur


peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.


d. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)


Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)


Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1991.


e. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk


Pada tanggal 14 November 1995 dilakukan Penawaran Umum Perdana saham Telkom.


Sejak itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek



Surabaya (BES), Bursa Saham New York (NYSE) dan Bursa Saham London (LSE). Saham


Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan di Bursa Saham Tokyo.


Tahun 1999 ditetapkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Penghapusan


Monopoli Penyelenggaraan Telekomunikasi. Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia


melakukan diregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan


demikian, Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia.


Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari


implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia yang ditandai dengan


penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat. Sejak


bulan Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.


Pada 23 Oktober 2009, Telkom meluncurkan "New Telkom" ("Telkom baru") yang


ditandai dengan penggantian identitas perusahaa










D.PEMBAHASAN






Gambaran Umum PT Telkom (Tbk)


PT TELKOM, Tbk adalah Suatu Badan Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa Telekomunikasi. PT TELKOM menyediakan sarana dan jasa layanan Telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. Sejarah PT. TELKOM di Indonesia pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan layanan pos dan telegrap yang didirikan kolonial Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1905 pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan Telekomunikasi sebanyak tiga puluh delapan perusahaan. Kemudian Pada tahun 1906 pemerintah Hindia Belanda membentuk suatu jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst/ PTT).


Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965 pemerintah memisahkannya menjadi perusahan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Pada tahun 1974 Perusahaan Negara Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) yang menyelenggarakan jasa Telekomunikasi Nasional dan Internasional.


Pada tahun 1980 Indonesia mendirikan suatu badan usaha untuk jasa Telekomunikasi Internasional yang bernama PT. Indonesian Satelite Corporation (INDOSAT) yang terpisah dari PERUMTEL. Pada tahun 1989 pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.3/ 1989 mengenai Telekomunikasi, yang isinya tentang peran swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi. Pada tahun 1991 PERUMTEL berubah bentuk menjadi perusahaan perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No.25/ 1991 sampai sekarang. Perubahan di lingkungan PT. TELKOM Indonesia, Tbk terus berlanjut mulai dari perusahan jawatan sampai perusahaan public. Perubahan-perubahan besar terjadi pada tahun 1995 meliputi (1) Restrukturisasi Internal; (2) Kerjasama Internal; (3) Intial Publik Offering (IPO). Jenis usaha PT. TELKOM Indonesia, Tbk adalah penyelenggara jasa Telekomunikasi dalam negeri dan bidang usaha terkait seperti jasa sistem Telepon Bergerak (STBS) sirkuit pelanggan, teleks, penyewaan transpoder satelit, VSAT (Verry Small Apenture Terminal) dan jasa nilai tambah tertentu.


Pada tanggal 1 Juli 1995 organisasi PT. TELKOM Indonesia, Tbk berhasil menrekstruktur jenis jasa Telekomunikasi menjadi tujuh divisi regional dan satu divisi network yang keduanya mengelola bidang usaha utama. Divisi regional sebagai pengganti struktur WITEL yang memiliki daerah teritorial tertentu, namun hanya menyelenggarakan jasa telepon lokal dan mendapat bagian dari jasa SLJJ dan SLI. Divisi networkmenyelenggarakan jasa Telekomunikasi jarak jauh.


Unit-unit bisnis PT. TELKOM Indonesia, Tbk terdiri dari Divisi, Centre, Yayasan dan Anak Perusahaan. Adapun divisi yang tersedia di PT. TELKOM yaitu:



1. Divisi Long Distance


2. Carrier dan Interconnection Service


3. Divisi Multimedia


4. Divisi Fixed Wireless Network


5. Enterprise Service


6. Divisi Regional I – Sumatera


7. Divisi Regional II – Jakarta


8. Divisi Regional III – Jawa Barat


9. Divisi Regional IV – Jawa Tengah dan Yogyakarta


10. Divisi Regional V- Jawa Timur


11. Divisi Regional VI – Kalimantan


12. Divisi Regional VII – Kawasan Timur Indonesia


13. Maintenance Service Centre


14. Training Centre


15. Carrier Development Support Centre


16. Management Consulting Centre


17. Construction Centre


18. I/ S Centre


19. R and D Centre


20. Community Development Centre (CDC)






Knowledge Management Pada PT Telkom


Telkom menjadikan knowledge management sebagai salah satu strategi untuk menciptakan nilai, meningkatkan efektivitas dan produktivitas organisasi, serta keunggulan kompetitif organisasi. Diharapkan dari strategi tersebut dapat menjaga keberlangsungan organisasi dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat. Kinerja dan prestasi tinggi yang ditampilkan Telkom adalah untuk mendapatkan positioningyang kuat di benak stakeholder.


Salah satu aplikasi knowledge management yang diterapkan oleh PT Telkom sendiri yaitu melalui Sharing Knowledge and Vision yang diselenggarakan atas inisiatif Human Resource Center (HRC) dan Direktorat NWS TELKOM bersama-sama dengan Learning Center dan R&D Center, dimana mengundang seluruh senior leader TELKOM yang memiliki konstelasi strategis dan pekerjaan dalam implementasi IMS.


IMS adalah sebuah sebuah platform dimana semua layanan dapat dikonvergensikan pada 3 layer yang digunakan, yaitu application/service layer, IMS layer, dan transport layer. Dalam hal ini, IMS juga tidak melupakan bahwa sistem harus mengakomodasi legacy system, sehingga ada fungsi interworking dengan sistem sebelumnya.


IMS ini dikembangkan karena services yang semakin berkembang dan bisa didistribusikan ke pelanggan dengan satu access device yang sama, tidak perlu berbeda-beda lagi. Satu device bisa menangani semuaservices. Konvergen. Semua jadi satu, mulai dari smart phone, PDA, radio, tv receiver, GPS dalam satu genggam tangan manusia. Untuk komunikasi dengan device A, mendengar berita kemacetan di radio dengan device A, browsing internet juga dengan device A. Tentunya data yang mengalir ke satu device ini menggunakan satu platform infrastruktur. Low cost infrastructure.

Sharing knowledge yang dilakukan oleh PT Telkom tersebut berupa Conference & Workshop. Pada tahap ini proses knowledge management yang diterapkan yaitu proses eksternalisasi yang dilakukan pembicara terhadap peserta, kemudian peserta melakukan internalisasi dari pengetahuan eksplisit yang dimiliki oleh pembicara ke pengetahuan tacit seseorang. Adanya kegiatan sharing knowledge ini diharapkan karyawan akan semakin kreatif dan inovatif sehingga kemampuannya dalam menghasilkan produk atau melakukan pelayanan akan meningkat.



Selain itu Telkom juga selalu melakukan pelatihan-pelatihan kepada karyawan untuk menambah kemampuan karyawan dalam bekerja.


Efisiensi penggunaan teknologi informasi dalam knowledge management atau biasa disebut Km tools adalah sarana untuk mempercepat proses penyimpanan, pengolhan, pencarian data, serta informasi. Bahkan, knowledge itu sendiri untuk menghasilkan knowledge yang baru. Teknologi informasi dogunakan untuk mengatasi berbagai hambatan sosial, jarak, ruang dan waktu untuk melakukan kolaborasi dan komunikasi yang sangat diperlukan dalam knowledge management. Teknologi informasi dapat mengatasi kendala, yakni waktu proses. Karena jika dilakukan secara manual akan memakan waktu lama.


Telkom sendiri dalam hal penggunaan knowledge management tools sudah baik, karena Telkom sudah memiliki situs resmi human capital & general affairs untuk memfasilitasi komunikasi antara pembuat kebijakan, pengelola SDM dan karyawan. Situs web ini memberi akses kepada karyawan untuk mencari kebijakan-kebijakan serta informasi lain yang terkait dengan SDM serta melakukan tanya jawab seputar masalah yang terkait dengan kebijakan SDM dan pelaksanaannya.










KESIMPULAN DAN SARAN






KESIMPULAN






Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan,


penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:


1. Objektivitas dan Independensi auditor internal pada PT Telekomunikasi


Indonesia, Tbk sudah baik. Hanya saja belum mencapai pada tahapan


excellent sehingga laporan audit pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk


juga baru mencapai pada tingkatan “good”. Hal ini dikarenakan tidak


ada penambahan jumlah personil yang memiliki sertifikasi nasional


(QIA) sejak tahun 2007.Sejak posisi 31 Desember 2008, Internal Audit


sampai posisi 31 Desember 2009 belum mempunyai personil dengan


kualifikasi internasional (Certified Internal Auditor/CIA) dan Certified


Information System Audit(CISA).


2. Secara simultan (bersama-sama) objektivitas dan Independensi Auditor


berpengaruh signifikan terhadap laporan audit pada PT. Telekomunikasi


Indonesia,Tbk. Objektivitas dan Independensi Auditor secarabersamasama memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 92% terhadap


Laporan Audit laporan audit pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.


Artinya apabila Objektivitas cukup tinggi dan independensi yang


dimiliki oleh auditor semakin tinggi maka akan menghasilkan laporan 155


audit yang diharapkan. Sedangkan sisanya 8% merupakan pengaruh


faktor-faktor lain diluar variabel Objektivitas dan Independensi auditor


seperti seperti transparansi, akuntabilitas, resposibilitas, dan kewajaran.


(Gusnardi : 2006).


3. Secara parsial objektivitas dan Independensi Auditor berpengaruh


signifikan terhadap laporan audit pada PT. Telekomunikasi


Indonesia,Tbk.Objektivitas memberikan kontribusi atau pengaruh


pengaruh sebesar 65,5% terhadap laporan audit pada PT.


Telekomunikasi Indonesia, Tbk. sedangkan 34,4% sisanya dipengaruhi



oleh pengalaman auditor dan kompetensi. Kemudian Independensi


auditor berpengaruh signifikan terhadap laporan audit pada PT.


Telekomunikasi Indonesia, Tbk, Independensi auditor memberikan


kontribusi atau pengaruh sebesar 49,9% terhadap laporan audit pada PT.


Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sedangkan 50,1% sisanya dipengaruhi


oleh pengetahuan yang merupakan komponen penting dalam suatu


keahlian membuat laporan audit. Komponen ini meliputi pengetahuan


terhadap fakta-fakta dan prosedur-prosedur auditing.






SARAN


Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan bahwa Objektivitas dan


Independensi berpengaruh positif terhadap laporan audit, maka peneliti memberikan


saran sebagai berikut :156


1. Untuk menjaga objektivitas dan independensi sebagai seorang auditor,


setiap individu Internal Audit harus bekerja secara profesional,


bersikap jujur terhadap diri sendiri dan yakin bahwa hasil kerjanya


handal, dapat dipercaya, sehingga individu Internal Audit dapat


mengambil keputusan profesional secara bebas dan objektif sehingga


laporan audit dapat sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.


2. Objektivitas, Independensi dan Laporan Audit PT. Telekomunikasi


Indonesia, Tbk sudah cukup baik, namun sebaiknya Unit internal audit


pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk melakukan penambahan


jumlah personil yang memiliki sertifikasi nasional (QIA). Sehingga


unit internal audit mempunyai personil dengan kualifikasi


internasional (Certified Internal Auditor/CIA) dan Certified


Information System Audit(CISA). Supaya Objektivitas dan


Independensi dapat mencapai pada tahapan Excelent, dan laporan audit


sesesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.

Selasa, 22 Februari 2011

rangkuman budaya

Definisi Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.[1]
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

[sunting] Pengertian kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

[sunting] Unsur-Unsur

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
  1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
    • alat-alat teknologi
    • sistem ekonomi
    • keluarga
    • kekuasaan politik
  2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
    • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
    • organisasi ekonomi
    • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
    • organisasi kekuatan (politik)

[sunting] Wujud dan komponen

[sunting] Wujud

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
  • Gagasan (Wujud ideal)
    Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya)
    Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

[sunting] Komponen

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
  • Kebudayaan material
    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
  • Kebudayaan nonmaterial
    Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

[sunting] Hubungan Antara Unsur-Unsur Kebudayaan

Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:

[sunting] Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)

Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:

[sunting] Sistem mata pencaharian

Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:

[sunting] Sistem kekerabatan dan organisasi sosial

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

[sunting] Bahasa

Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

[sunting] Kesenian

Karya seni dari peradaban Mesir kuno.
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.

[sunting] Sistem Kepercayaan

Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.[3]
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi kesenian.

[sunting] Agama Samawi

Tiga agama besar, Yahudi, Kristen dan Islam, sering dikelompokkan sebagai agama Samawi[4] atau agama Abrahamik.[5] Ketiga agama tersebut memiliki sejumlah tradisi yang sama namun juga perbedaan-perbedaan yang mendasar dalam inti ajarannya. Ketiganya telah memberikan pengaruh yang besar dalam kebudayaan manusia di berbagai belahan dunia.
Yahudi adalah salah satu agama, yang jika tidak disebut sebagai yang pertama, adalah agama monotheistik dan salah satu agama tertua yang masih ada sampai sekarang. Terdapat nilai-nilai dan sejarah umat Yahudi yang juga direferensikan dalam agama Abrahamik lainnya, seperti Kristen dan Islam. Saat ini umat Yahudi berjumlah lebih dari 13 juta jiwa.[6]
Kristen (Protestan dan Katolik) adalah agama yang banyak mengubah wajah kebudayaan Eropa dalam 1.700 tahun terakhir. Pemikiran para filsuf modern pun banyak terpengaruh oleh para filsuf Kristen semacam St. Thomas Aquinas dan Erasmus. Saat ini diperkirakan terdapat antara 1,5 s.d. 2,1 milyar pemeluk agama Kristen di seluruh dunia.[7]
Islam memiliki nilai-nilai dan norma agama yang banyak memengaruhi kebudayaan Timur Tengah dan Afrika Utara, dan sebagian wilayah Asia Tenggara. Saat ini terdapat lebih dari 1,5 milyar pemeluk agama Islam di dunia.[8]

[sunting] Agama dan filsafat dari Timur

Agni, dewa api agama Hindu
Agama dan filosofi seringkali saling terkait satu sama lain pada kebudayaan Asia. Agama dan filosofi di Asia kebanyakan berasal dari India dan China, dan menyebar di sepanjang benua Asia melalui difusi kebudayaan dan migrasi.
Hinduisme adalah sumber dari Buddhisme, cabang Mahāyāna yang menyebar di sepanjang utara dan timur India sampai Tibet, China, Mongolia, Jepang dan Korea dan China selatan sampai Vietnam. Theravāda Buddhisme menyebar di sekitar Asia Tenggara, termasuk Sri Lanka, bagian barat laut China, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Thailand.
Agama Hindu dari India, mengajarkan pentingnya elemen nonmateri sementara sebuah pemikiran India lainnya, Carvaka, menekankan untuk mencari kenikmatan di dunia.
Konghucu dan Taoisme, dua filosofi yang berasal dari Cina, memengaruhi baik religi, seni, politik, maupun tradisi filosofi di seluruh Asia.
Pada abad ke-20, di kedua negara berpenduduk paling padat se-Asia, dua aliran filosofi politik tercipta. Mahatma Gandhi memberikan pengertian baru tentang Ahimsa, inti dari kepercayaan Hindu maupun Jaina, dan memberikan definisi baru tentang konsep antikekerasan dan antiperang. Pada periode yang sama, filosofi komunisme Mao Zedong menjadi sistem kepercayaan sekuler yang sangat kuat di China.

[sunting] Agama tradisional

Agama tradisional, atau kadang-kadang disebut sebagai "agama nenek moyang", dianut oleh sebagian suku pedalaman di Asia, Afrika, dan Amerika. Pengaruh bereka cukup besar; mungkin bisa dianggap telah menyerap kedalam kebudayaan atau bahkan menjadi agama negara, seperti misalnya agama Shinto. Seperti kebanyakan agama lainnya, agama tradisional menjawab kebutuhan rohani manusia akan ketentraman hati di saat bermasalah, tertimpa musibah, tertimpa musibah dan menyediakan ritual yang ditujukan untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.

[sunting] "American Dream"

American Dream, atau "mimpi orang Amerika" dalam bahasa Indonesia, adalah sebuah kepercayaan, yang dipercayai oleh banyak orang di Amerika Serikat. Mereka percaya, melalui kerja keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad, tanpa memedulikan status sosial, seseorang dapat mendapatkan kehidupan yang lebih baik. [9] Gagasan ini berakar dari sebuah keyakinan bahwa Amerika Serikat adalah sebuah "kota di atas bukit" (atau city upon a hill"), "cahaya untuk negara-negara" ("a light unto the nations"),[10] yang memiliki nilai dan kekayaan yang telah ada sejak kedatangan para penjelajah Eropa sampai generasi berikutnya.

[sunting] Pernikahan

Agama sering kali memengaruhi pernikahan dan perilaku seksual. Kebanyakan gereja Kristen memberikan pemberkatan kepada pasangan yang menikah; gereja biasanya memasukkan acara pengucapan janji pernikahan di hadapan tamu, sebagai bukti bahwa komunitas tersebut menerima pernikahan mereka. Umat Kristen juga melihat hubungan antara Yesus Kristus dengan gerejanya. Gereja Katolik Roma mempercayai bahwa sebuah perceraian adalah salah, dan orang yang bercerai tidak dapat dinikahkan kembali di gereja. Sementara Agama Islam memandang pernikahan sebagai suatu kewajiban. Islam menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian, namun memperbolehkannya.

[sunting] Sistem ilmu dan pengetahuan

Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
  • pengetahuan tentang alam
  • pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
  • pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
  • pengetahuan tentang ruang dan waktu

[sunting] Perubahan sosial budaya

Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial:
  1. tekanan kerja dalam masyarakat
  2. keefektifan komunikasi
  3. perubahan lingkungan alam.[11]
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.

[sunting] Penetrasi kebudayaan

Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia[rujukan?]. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat[rujukan?]. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.

[sunting] Cara pandang terhadap kebudayaan

[sunting] Kebudayaan sebagai peradaban

Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh Edgar Degas.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.

[sunting] Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum"

Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.

[sunting] Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi

Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.

[sunting] Kebudayaan di antara masyarakat

Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
  • Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
  • Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
  • Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
  • Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.

[sunting] Kebudayaan menurut wilayah

Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi, hubungan dan saling keterkaitan kebudayaan-kebudayaan di dunia saat ini sangat tinggi. Selain kemajuan teknologi dan informasi, hal tersebut juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, migrasi, dan agama.
Afrika
Beberapa kebudayaan di benua Afrika terbentuk melalui penjajahan Eropa, seperti kebudayaan Sub-Sahara. Sementara itu, wilayah Afrika Utara lebih banyak terpengaruh oleh kebudayaan Arab dan Islam.
Orang Hopi yang sedang menenun dengan alat tradisional di Amerika Serikat.
Amerika
Kebudayaan di benua Amerika dipengaruhi oleh suku-suku Asli benua Amerika; orang-orang dari Afrika (terutama di Amerika Serikat), dan para imigran Eropa terutama Spanyol, Inggris, Perancis, Portugis, Jerman, dan Belanda.
Asia
Asia memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda satu sama lain, meskipun begitu, beberapa dari kebudayaan tersebut memiliki pengaruh yang menonjol terhadap kebudayaan lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tiongkok kepada kebudayaan Jepang, Korea, dan Vietnam. Dalam bidang agama, agama Budha dan Taoisme banyak memengaruhi kebudayaan di Asia Timur. Selain kedua Agama tersebut, norma dan nilai Agama Islam juga turut memengaruhi kebudayaan terutama di wilayah Asia Selatan dan tenggara.
Australia
Kebanyakan budaya di Australia masa kini berakar dari kebudayaan Eropa dan Amerika. Kebudayaan Eropa dan Amerika tersebut kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan lingkungan benua Australia, serta diintegrasikan dengan kebudayaan penduduk asli benua Australia, Aborigin.
Eropa
Kebudayaan Eropa banyak terpengaruh oleh kebudayaan negara-negara yang pernah dijajahnya. Kebudayaan ini dikenal juga dengan sebutan "kebudayaan barat". Kebudayaan ini telah diserap oleh banyak kebudayaan, hal ini terbukti dengan banyaknya pengguna bahasa Inggris dan bahasa Eropa lainnya di seluruh dunia. Selain dipengaruhi oleh kebudayaan negara yang pernah dijajah, kebudayaan ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani kuno, Romawi kuno, dan agama Kristen, meskipun kepercayaan akan agama banyak mengalami kemunduran beberapa tahun ini.