PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi merupakan kumpulan manusia yang tumbuh, berkembang, berubah, bergabung dan membagi untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan. Artinya suatu organisasi ingin mendapatkan tujuan tertentu dengan cara mengerjakan segala sesuatu secara bersam-sama. Secara teoritis organisasi terdiri dari 3 bagian, yaitu perilaku, struktur dan proses.
Perilaku organisasi yaitu penelahaan tentang individu dan kelompok dalam lingkungan organisasi. Struktur organisasi adalah suatu cetak biru organisasi yang menunjukkan bagaimana manusia dan pekerjaandikelompokkan bersama. Sedangkan proses adalah aktivitas yang memberikan nafas kehidupan bagi struktur organisasi. (Gibson et al.1985)
Memasuki dunia bisnis dan menjalankan suatu usaha membutuhkan kemampuan dalam mengatur segala aspek yang terkait dengan bisnis yang akan dijalankan agar tujuan yang dinginkan dapat terwujud. Dalam hal ini adalah keinginan untuk meraih keberhasilan yanng disertai dengan besarnya keuntungan yang diperoleh.Namun, saat ini menjalankan bisnis merupakan suatu hal yang tidak mudah untuk dilakukan, mengingat tingginya tingkat persaingan yang ditandai dengan semakin banyaknya pelaku bisnis, walaupun bidang bisnis itu sendiri juga semakin meluas. Berbagai upaya dan strategi yang dilakukan oleh pelaku bisnis( perusahaan) agar mampu bertahan dalam dunia bisnis bahkan berupaya agar menjadi perusahaan dengan penguasaan terbesar.
Knowledge atau pengetahuan merupakan aset yang tak ternilai yang dimiliki oleh setiap individu. Pengetahuan yang dimiliki setiap individu pun berbeda-beda tergantung dari banyaknya informasi yang dimiliki individu tersebut. Pencapaian strategi bisnis suatu perusahan bisa berhasil jika terjadi pertukaran pengetahuan yang dilakukan dalam organisasi sehingga dengan bertambahnya pengetahuan diantara karyawan dalam suatu perusahaan kinerja karyawan dalam melakukan pekerjaannya berjalan dengan baik. Pertukaran pengetahuan ini akan berjalan dengan baik jika dikelola melalui knowledge management.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. PT telkom merupakan BUMN yang berhasil menerapkan knowledge management di dalam organisasinya. Hal ini terbukti dari beberapa penghargaan yang diperoleh PT Telkom atas keberhasilannya dalam mengelola knowledge management. PT telkom menerapkan knwoledge management dimulai tahun 2003 sehingga PT Telkom mampu melakukan inovasi-inovasi baru.
B.MASALAH
Di era globalisasi seperti sekarang ini, orientasi dari sebuah usaha adalah
mencari keuntungan semata (profit-oriented). Prinsip dasar yang kemudian diterima
secara luas dalam dunia usaha adalah business is business. Dengan berpegang pada
prinsip ini, sebuah perusahaan bisa menghalalkan segala macam cara untuk bisa
meraih keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Sehingga seringkali terjadi gesekangesekan kepentingan baik di dalam internal perusahaan sendiri ataupun antara
perusahaan dengan pihak eksternal.
Namun, saat ini perusahaan tidak hanya dituntut untuk mencari keuntungan
semata dan menghalalkan segala macam cara untuk meraihnya, tetapi juga harus
memperhatikan tanggung jawab sosial dimasyarakat yang berguna untuk menjaga
kelangsungan perusahaan itu sendiri. Untuk itu, sudah hampir beberapa tahun
belakangan ini sering kali kita dengar istilah Corporate Social Responsibility atau
yang bisasa disingkat dengan CSR.
Pentingnya program CSR ini dilaksanakan di dunia usaha, mendorong PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk melaksanakan program CSR yang sangat
bermanfaat bagi masyarakat sekaligus memberikan manfaat tersendiri bagi
Universitas Sumatera Utaraperusahaan. Seperti hasil penelitian dari Novalina tahun 2009 tentang Implementasi
Program Corporate Social Responsibility dan Citra Perusahaan dimana terbukti
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara implementasi program Corporate
Social Responsibility dan citra positif perusahaan dimasyarakat. Ini terbukti bahwa
CSR tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat tetapi bagi perusahaan itu sendiri.
Selain manfaat diatas tujuan dari CSR adalah untuk pemberdayaan
masyarakat. Pemberdayaan bertujuan untuk mengkreasikan masyarakat mandiri. Ini
sangat disadari benar oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk yang melakukan
kegiatan CSR agar masyarakat berdaya dan menjadi mandiri dengan beberapa
program atau agenda kegiatan yang dilakukan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
seperti: Telkom Peduli dimana ini merupakan suatu kemasan dari program CSR
(Corporate Sosial Responsibility) Telkom untuk peduli kepada warga masyarakat.
Termasuklah, bagaimana Telkom ingin mengembangkan sebuah kawasan yang
sebelumnya tidak begitu tersentuh, khususnya perkembangan ICT (Information and
Communication Technology) menjadi sebuah kawasan yang memiliki infrastruktur
ICT. Melalui pendekatan Tripple Bottom Line, Telkom mendirikan Pusat Informasi
Masyarakat dengan menyebar titik-titik akses (access points) semacam RT/RW-net
dengan mendirikan Kampung Digital sebagai pusat penyaluran koneksi internet
SPEEDY yang kemudian disalurkan ke Pusat Informasi Masyarakat (PIM),
membantu pembangunan drainase, renovasi mesjid dan menanam 1.000 pohon
mangga di Desa Sampali.
Universitas Sumatera UtaraDesa Sampali ini merupakan salah satu tempat yang dituju perusahaan ini
untuk mengimplementasikan program CSR mereka agar desa ini menjadi desa yang
berdaya dan mandiri. Desa Sampali ini juga merupakan wilayah yang termasuk
kedalam Wilayah Peri-Urban dimana karakteristik daerah urban dan pedesaan
bertemu.
Menyadari akan Wilayah Peri-Urban ini mempunyai peranan penting bagi
peri kehidupan penduduk desa maupun kota di masa yang akan datang dan turut
menentukan peri kehidupan kekotaan karena segala bentuk perkembangan fisikal
baru akan terjadi di wilayah ini. Sehingga tatanan kehidupan kekotaan pada masa
yang akan datang sangat ditentukan oleh bentuk, proses, dan dampak perkembangan
yang terjadi di Wilayah Peri-Urban tersebut maka perusahaan ini membantu
membangun wilayah ini dengan menerapkan program CSR mereka sebagai bentuk
tanggung jawab sosial mereka.
Berdasarkan hal yang dikemukakan diatas maka peneliti tertarik untuk
mengangkat masalah tentang CSR (Corporate Social Responsibility) PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk yang bertempat di Desa Sampali Kecamatan Percut
Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara agar mengetahui
seberapa besar dampak CSR perusahaan itu terhadap masyarakat.
Universitas Sumatera Utara1.2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah :
”Bagaimana dampak program CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Telkom
Tbk. terhadap akses mata pencaharian masyarakat di Desa Sampali Kecamatan
Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara ?”
C.LANDASAN TEORI
1 Profil TELKOM Indonesia
Profil dari perusahaan yang dibahas adalah PT. Telkom. Profil perusahaan meliputi
sejarah pengembangan, visi dan misi, logo perusahaan, badan hukum, struktur organisasi, serta
tugas dan fungsi dari P.T Telkom.
2 Sejarah TELKOM Indonesia
a. Era kolonial
Pada Tanggal 16 Oktober 1884, diresmikan penggunaan tiga daerah pertama oleh
Pemerintah Hindia Belanda menerbitkan Keputusan Nomor 5 tanggal 31 Juli 1881 yang
memberi konsesi kepada sebuah perusahaan swasta Belanda untuk menyelenggarakan jasa
telepon di Gambir, Batavia, Tanjungpriok, Semarang dan Surabaya. Tanggal 20 September 1906
dapat dicatat sebagai lahirnya PPT (Pos, Telegram, dan Telepon) dalam sistem administrasi
pemerintah yang pertama di Indonesia. PPT sejak saat itu berkembang pesat. Khusus mengenai
telepon dalam lingkup PTT, terjadi berbagai perubahan dan kemajuan berarti. Perubahan dan
kemajuan itu seperti dibukanya sendiri oleh pemerintah layanan telepon di luar Jawa, yaitu di
Jambi dan Palembang. Sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober 1856, dimulai pengoperasian
layanan jasa telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta (Batavia) dengan
Bogor (Buitenzorg). Pada tahun 2009 momen bersejarah tersebut dijadikan sebagai patokan hari
lahir Telkom.
b. Perusahaan Negara
Dalam konferensi di Bandung (Maret 1956) tercetus ide untuk mengubah status Jawatan
PPT. menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun
1965, PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan
Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
c. Perumtel
Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya menjadi Perusahaan Umum
Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun
internasional. Tahun 1980 seluruh saham PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Indosat) 5
diambil alih oleh pemerintah RI menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk
menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989,
ditetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi, yang juga mengatur
peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
d. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1991.
e. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Pada tanggal 14 November 1995 dilakukan Penawaran Umum Perdana saham Telkom.
Sejak itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek
Surabaya (BES), Bursa Saham New York (NYSE) dan Bursa Saham London (LSE). Saham
Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan di Bursa Saham Tokyo.
Tahun 1999 ditetapkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Penghapusan
Monopoli Penyelenggaraan Telekomunikasi. Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia
melakukan diregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan
demikian, Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia.
Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari
implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia yang ditandai dengan
penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat. Sejak
bulan Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
Pada 23 Oktober 2009, Telkom meluncurkan "New Telkom" ("Telkom baru") yang
ditandai dengan penggantian identitas perusahaa
D.PEMBAHASAN
Gambaran Umum PT Telkom (Tbk)
PT TELKOM, Tbk adalah Suatu Badan Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa Telekomunikasi. PT TELKOM menyediakan sarana dan jasa layanan Telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. Sejarah PT. TELKOM di Indonesia pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan layanan pos dan telegrap yang didirikan kolonial Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1905 pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan Telekomunikasi sebanyak tiga puluh delapan perusahaan. Kemudian Pada tahun 1906 pemerintah Hindia Belanda membentuk suatu jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst/ PTT).
Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965 pemerintah memisahkannya menjadi perusahan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Pada tahun 1974 Perusahaan Negara Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) yang menyelenggarakan jasa Telekomunikasi Nasional dan Internasional.
Pada tahun 1980 Indonesia mendirikan suatu badan usaha untuk jasa Telekomunikasi Internasional yang bernama PT. Indonesian Satelite Corporation (INDOSAT) yang terpisah dari PERUMTEL. Pada tahun 1989 pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.3/ 1989 mengenai Telekomunikasi, yang isinya tentang peran swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi. Pada tahun 1991 PERUMTEL berubah bentuk menjadi perusahaan perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No.25/ 1991 sampai sekarang. Perubahan di lingkungan PT. TELKOM Indonesia, Tbk terus berlanjut mulai dari perusahan jawatan sampai perusahaan public. Perubahan-perubahan besar terjadi pada tahun 1995 meliputi (1) Restrukturisasi Internal; (2) Kerjasama Internal; (3) Intial Publik Offering (IPO). Jenis usaha PT. TELKOM Indonesia, Tbk adalah penyelenggara jasa Telekomunikasi dalam negeri dan bidang usaha terkait seperti jasa sistem Telepon Bergerak (STBS) sirkuit pelanggan, teleks, penyewaan transpoder satelit, VSAT (Verry Small Apenture Terminal) dan jasa nilai tambah tertentu.
Pada tanggal 1 Juli 1995 organisasi PT. TELKOM Indonesia, Tbk berhasil menrekstruktur jenis jasa Telekomunikasi menjadi tujuh divisi regional dan satu divisi network yang keduanya mengelola bidang usaha utama. Divisi regional sebagai pengganti struktur WITEL yang memiliki daerah teritorial tertentu, namun hanya menyelenggarakan jasa telepon lokal dan mendapat bagian dari jasa SLJJ dan SLI. Divisi networkmenyelenggarakan jasa Telekomunikasi jarak jauh.
Unit-unit bisnis PT. TELKOM Indonesia, Tbk terdiri dari Divisi, Centre, Yayasan dan Anak Perusahaan. Adapun divisi yang tersedia di PT. TELKOM yaitu:
1. Divisi Long Distance
2. Carrier dan Interconnection Service
3. Divisi Multimedia
4. Divisi Fixed Wireless Network
5. Enterprise Service
6. Divisi Regional I – Sumatera
7. Divisi Regional II – Jakarta
8. Divisi Regional III – Jawa Barat
9. Divisi Regional IV – Jawa Tengah dan Yogyakarta
10. Divisi Regional V- Jawa Timur
11. Divisi Regional VI – Kalimantan
12. Divisi Regional VII – Kawasan Timur Indonesia
13. Maintenance Service Centre
14. Training Centre
15. Carrier Development Support Centre
16. Management Consulting Centre
17. Construction Centre
18. I/ S Centre
19. R and D Centre
20. Community Development Centre (CDC)
Knowledge Management Pada PT Telkom
Telkom menjadikan knowledge management sebagai salah satu strategi untuk menciptakan nilai, meningkatkan efektivitas dan produktivitas organisasi, serta keunggulan kompetitif organisasi. Diharapkan dari strategi tersebut dapat menjaga keberlangsungan organisasi dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat. Kinerja dan prestasi tinggi yang ditampilkan Telkom adalah untuk mendapatkan positioningyang kuat di benak stakeholder.
Salah satu aplikasi knowledge management yang diterapkan oleh PT Telkom sendiri yaitu melalui Sharing Knowledge and Vision yang diselenggarakan atas inisiatif Human Resource Center (HRC) dan Direktorat NWS TELKOM bersama-sama dengan Learning Center dan R&D Center, dimana mengundang seluruh senior leader TELKOM yang memiliki konstelasi strategis dan pekerjaan dalam implementasi IMS.
IMS adalah sebuah sebuah platform dimana semua layanan dapat dikonvergensikan pada 3 layer yang digunakan, yaitu application/service layer, IMS layer, dan transport layer. Dalam hal ini, IMS juga tidak melupakan bahwa sistem harus mengakomodasi legacy system, sehingga ada fungsi interworking dengan sistem sebelumnya.
IMS ini dikembangkan karena services yang semakin berkembang dan bisa didistribusikan ke pelanggan dengan satu access device yang sama, tidak perlu berbeda-beda lagi. Satu device bisa menangani semuaservices. Konvergen. Semua jadi satu, mulai dari smart phone, PDA, radio, tv receiver, GPS dalam satu genggam tangan manusia. Untuk komunikasi dengan device A, mendengar berita kemacetan di radio dengan device A, browsing internet juga dengan device A. Tentunya data yang mengalir ke satu device ini menggunakan satu platform infrastruktur. Low cost infrastructure.
Sharing knowledge yang dilakukan oleh PT Telkom tersebut berupa Conference & Workshop. Pada tahap ini proses knowledge management yang diterapkan yaitu proses eksternalisasi yang dilakukan pembicara terhadap peserta, kemudian peserta melakukan internalisasi dari pengetahuan eksplisit yang dimiliki oleh pembicara ke pengetahuan tacit seseorang. Adanya kegiatan sharing knowledge ini diharapkan karyawan akan semakin kreatif dan inovatif sehingga kemampuannya dalam menghasilkan produk atau melakukan pelayanan akan meningkat.
Selain itu Telkom juga selalu melakukan pelatihan-pelatihan kepada karyawan untuk menambah kemampuan karyawan dalam bekerja.
Efisiensi penggunaan teknologi informasi dalam knowledge management atau biasa disebut Km tools adalah sarana untuk mempercepat proses penyimpanan, pengolhan, pencarian data, serta informasi. Bahkan, knowledge itu sendiri untuk menghasilkan knowledge yang baru. Teknologi informasi dogunakan untuk mengatasi berbagai hambatan sosial, jarak, ruang dan waktu untuk melakukan kolaborasi dan komunikasi yang sangat diperlukan dalam knowledge management. Teknologi informasi dapat mengatasi kendala, yakni waktu proses. Karena jika dilakukan secara manual akan memakan waktu lama.
Telkom sendiri dalam hal penggunaan knowledge management tools sudah baik, karena Telkom sudah memiliki situs resmi human capital & general affairs untuk memfasilitasi komunikasi antara pembuat kebijakan, pengelola SDM dan karyawan. Situs web ini memberi akses kepada karyawan untuk mencari kebijakan-kebijakan serta informasi lain yang terkait dengan SDM serta melakukan tanya jawab seputar masalah yang terkait dengan kebijakan SDM dan pelaksanaannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan,
penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Objektivitas dan Independensi auditor internal pada PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk sudah baik. Hanya saja belum mencapai pada tahapan
excellent sehingga laporan audit pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
juga baru mencapai pada tingkatan “good”. Hal ini dikarenakan tidak
ada penambahan jumlah personil yang memiliki sertifikasi nasional
(QIA) sejak tahun 2007.Sejak posisi 31 Desember 2008, Internal Audit
sampai posisi 31 Desember 2009 belum mempunyai personil dengan
kualifikasi internasional (Certified Internal Auditor/CIA) dan Certified
Information System Audit(CISA).
2. Secara simultan (bersama-sama) objektivitas dan Independensi Auditor
berpengaruh signifikan terhadap laporan audit pada PT. Telekomunikasi
Indonesia,Tbk. Objektivitas dan Independensi Auditor secarabersamasama memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 92% terhadap
Laporan Audit laporan audit pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
Artinya apabila Objektivitas cukup tinggi dan independensi yang
dimiliki oleh auditor semakin tinggi maka akan menghasilkan laporan 155
audit yang diharapkan. Sedangkan sisanya 8% merupakan pengaruh
faktor-faktor lain diluar variabel Objektivitas dan Independensi auditor
seperti seperti transparansi, akuntabilitas, resposibilitas, dan kewajaran.
(Gusnardi : 2006).
3. Secara parsial objektivitas dan Independensi Auditor berpengaruh
signifikan terhadap laporan audit pada PT. Telekomunikasi
Indonesia,Tbk.Objektivitas memberikan kontribusi atau pengaruh
pengaruh sebesar 65,5% terhadap laporan audit pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. sedangkan 34,4% sisanya dipengaruhi
oleh pengalaman auditor dan kompetensi. Kemudian Independensi
auditor berpengaruh signifikan terhadap laporan audit pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk, Independensi auditor memberikan
kontribusi atau pengaruh sebesar 49,9% terhadap laporan audit pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sedangkan 50,1% sisanya dipengaruhi
oleh pengetahuan yang merupakan komponen penting dalam suatu
keahlian membuat laporan audit. Komponen ini meliputi pengetahuan
terhadap fakta-fakta dan prosedur-prosedur auditing.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan bahwa Objektivitas dan
Independensi berpengaruh positif terhadap laporan audit, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut :156
1. Untuk menjaga objektivitas dan independensi sebagai seorang auditor,
setiap individu Internal Audit harus bekerja secara profesional,
bersikap jujur terhadap diri sendiri dan yakin bahwa hasil kerjanya
handal, dapat dipercaya, sehingga individu Internal Audit dapat
mengambil keputusan profesional secara bebas dan objektif sehingga
laporan audit dapat sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.
2. Objektivitas, Independensi dan Laporan Audit PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk sudah cukup baik, namun sebaiknya Unit internal audit
pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk melakukan penambahan
jumlah personil yang memiliki sertifikasi nasional (QIA). Sehingga
unit internal audit mempunyai personil dengan kualifikasi
internasional (Certified Internal Auditor/CIA) dan Certified
Information System Audit(CISA). Supaya Objektivitas dan
Independensi dapat mencapai pada tahapan Excelent, dan laporan audit
sesesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.