Kelompok
adalah suatu kolektif yang terdiri atas berbagai organisme dimana eksistensi
semua anggota sangat penting untuk memuaskan berbagai kebutuhan individu.
Artinya, kelompok merupakan suatu alat untuk mendapatkan berbagai kebutuhan
individu. Individu menjadi milik kelompok karena mereka mendapatkan berbagai
kepuasan sebaik mungkin melalui organisasi yang tidak dengan mudah mereka
dapatkan melalui cara lainnya (Cartwright & Zander, 1971: 20)
Sedangkan menurut para ahli pengertian organisasi adalah
- Stoner mengatakan bahwa
organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
- James D.
Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
- Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi
adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih.
- Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi
adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas
dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.
Kelompok Formal dan
Informal
Kelompok-kelompok di dalam organisasi secara
sengaja direncanakan atau sengaja dibiarkan terbentuk oleh manajemen selaku
bagian dari struktur organisasi formal. Kendati begitu, kelompok juga kerap
muncul melalui proses sosial dan organisasi informal. Organisasi informal
muncul lewat interaksi antar pekerja di dalam organisasi dan perkembangan
kelompok jika interaksi tersebut berhubungan dengan norma perilaku mereka
sendiri, kendati tidak digariskan lewat struktur formal organisasi. Dengan
demikian, terdapat perbedaan antara kelompok formal dan informal.
Kelompok Formal – Kelompok ini dibangun
selaku akibat dari pola struktur organisasi dan pembagian kerja. Contohnya,
pengelompokan kegiatan-kegiatan pekerjaan yang relatif serupa ke dalam satu
kelompok. Kelompok ini merupakan hasil dari sifat teknologi yang diterapkan
perusahaan dan berhubungan dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan.
Kelompok juga terjadi tatkala sejumlah orang pada tingkat atau status yang sama
dalam organisasi memandang diri mereka sebagai satu kelompok. Contoh,
kepala-kepala departemen suatu perusahaan industri baja, atau kepala-kepala
dinas suatu kabupaten, atau guru-guru.
Kelompok formal tercipta untuk mencapai
tujuan organisasi. Kelompok ini sangat memperhatikan aspek kegiatan kerja yang
terkoordinasi. Orang-orang disatukan bersama berdasar peran yang telah
ditentukan di dalam struktur organisasi. Sifat pekerjaan adalah aspek dominan
dari kelompok formal. Sasaran pekerjaan kelompok tersebut diidentifikasi oleh
manajemen. Setelah sasaran ini dibentuk, segera menyusul pembentuk
aturan-aturan, hubungan, dan norma perilaku di kelompok tersebut.
Kelompok formal cenderung permanen, kendati
terdapat perubahan keanggotaan aktualnya. Kendati demikian, kelompok formal
temporer ini juga diciptakan oleh manajemen, misalnya pembentukan tim-tim
berorientasi proyek dalam organisasi yang bercorak matriks. Kelompok kerja
formal dapat dibedakan lewat sejumlah cara, semisal berdasar keanggotaan, tugas
yang dilakukan, sifat teknologi, atau posisi di dalam struktur organisasi.
Kelompok Informal –Di dalam struktur organisasi
formal, selalu terdapat struktur informal. Setiap struktur organisasi formal,
khususnya seputar sistem hubungan peran, peraturan, dan prosedur di antara para
anggotanya, akan ditanggapi oleh penafsiran dan pengembangan para pekerja di
tingkat informal.
Kelompok informal pembentukannya lebih
didasarkan pada hubungan dan persetujuan informal di antara para anggota
kelompok ketimbang hubungan peran yang telah ditentukan manajemen. Hubungan
informal tersebut dibentuk untuk memuaskan kebutuhan sosial dan psikologis para
anggota kelompok, sehingga tidak mesti berhubungan dengan tugas-tugas
organisasi yang harus mereka laksanakan. Kelompok mungkin saja menggunakan
aneka cara demi memuaskan afiliasi anggota dan motivasi sosial lainnya yang
dianggap kurang tersedia di dalam situasi kerja organisatoris. Kelompok
informal ini utamanya banyak terentuk dalam organisasi industri. Keanggotaan
dalam kelompok informal dapat bersifat lintas struktur formal. Mereka terdiri
atas individu yang berasal bagian organisasi yang berbeda ataupun tingkatan
yang berbeda pula, baik vertikal, diagonal, maupun horisontal.
Kelompok informal dapat bercorak serupa
dengan kelompok formal, ataupun bisa pula terdiri atas sebagian kelompok
formal. Anggota kelompok informal mengangkat pemimpin informalnya sendiri yang
nantinya menjalankan otoritas dengan persetujuan dari para anggota. Pemimpin
informal biasanya dipilih berdasarkan kriteria kemampuan seseorang dalam
mewakili nilai dan sikap para anggota, membantu menyelesaikan konflik, memimpin
kelompok untuk memuaskan kebutuhannya, atau bernegosiasi dengan manajemen atau
orang lain di luar kelompoknya.
Pengalaman penulis dalam berorganisasi
Siapa yang tidak tau Ekstrakulikuler saat masa-masa SMA? masa-masa SMA adalah
masa dimana kita banyak mencoba banyak hal yang baru. Disinilah saya mulai
mengenal apa itu yang disebut organisasi.
Saya tercatat dalam ekstrakulikuler TAEKWONDO -seni bela diri (buat yang kurang
tau)-. Yang saya dapat saya tangkap dalam berorganisasi itu adalah, organisasi
itu tempat kita berekspresi, wadah kita untuk mengembangkan pola pikir kita.
Saat dalam organisasi saya tergolong aktif sehingga di tunjuk sebagai wakil
ketua (bangga dikit). Sebulan dua Bulan lancar-lancar saja dalam menjalankan
organisasi tersebut hingga merasa bosan. Terpikir untuk mengikuti
ekstrakulikuler yang lain untuk mengisi kebosanan. alhasil saya mengikuti
ekskul ORCHESTRA dan lagi lagi ditunjuk sebagai wakil ketua.
Ternyata untuk memimpin 2 organisasi sekaligus tidaklah mudah. banyak
keganjilan. sehingga 2 organisasi yang saya pimpin mengalami kemandulan, atau
hilang ke-efektifan nya.
Untuk itu saya melepas salah satu ekskul yang saya pimpin. dan ada 1 pelajaran
yang dapat saya ambil. Dalam berorganisasi itu sudah pasti memiliki konskuensi
dan tanggung jawab yang tidak mudah. Sehingga fokus di dalam 1 organisasi itu
lebih baik daripada berada dalam beberapa organisasi namun tidak menjalankan
nya secara maksimal. alhasil karena nila setitik rusak sebelanga, karena
kesalahan 1 orang jadi rusak lah 1 organisasi.